Desain Kantor Startup dengan Tema "Bale Karya" di Kota Batu

Inti masalah yang melatarbelakangi pembangunan ini adalah lahirnya banyak perusahaan start-up di Batu. Start-up yang dapat diartikan sebagai perusahaan yang masih muda, kebanyakan belum memiliki kantor yang tetap untuk bekerja.

Lahan dengan area 380m2 tersebut akan di alihfungsikan menjadi HIPMI Office dan co-working space. Co-working space sendiri dapat diartikan sebagai ruang yang digunakan oleh banyak individu untuk bekerja. Start-up yang bermunculan di kota Batu dan membuat HIPMI ingin mengambil peran dengan cara memfasilitasi tempat untuk mereka memulai bisnisnya, menjadi sasaran utama HIPM Batu Collective Space.

Co-working space, seperti HIPMI Batu Collective Space, adalah hasil dari integrasi kafe dan kantor. Sekarang, kebanyakan orang memilih untuk bekerja dan menerima tamu di luar rumah. Tak hanya itu, dengan lahirnya banyak perusahaan start-up yang menjadi fokus utama, sebuah bangunan multifungsi yang bersifat semi-formal pun dibutuhkan. Dengan hadirnya HIPMI Batu Collective Space, orang dapat melakukan pertemuan yang serius, sepert pertemuan bisnis dan rapat, tetapi juga santau dan fleksibel, seperti diskusi antar individu.

"Lokalitas sebagai identitas dalam berarsitektur" menjadi benang merah karena desain collective space mengutamakan integrasi unsur material Indonesia seperti bambu dan kayu. Bambu dapat diperoleh dari seberang HIPMI Batu Collective Space yang berpotensi membangkitkan bisnis lokal di Batu. Pada fasad, terdapat anyaman bambu sebagai alternatif baja eksisting yang diubah demi menyesuaikan dengan konsep lokalitas. 

Terdapat pula tanaman yang tumbuh di atas wiremesh pergola bambu dan di kerawang, Kejujuran terhadap material juga ditekankan, seperti pengunaan lantai beton sesuai eksisting yang tidak di-finish, dinding bata ekspos dan kerawang. Green Design yang terjadi karena kedua unsur tersebut membuat HIPMI Batu Collective Space sebuah tempat yang sustainable atau berkelanjutan.